INGIN MULIA?
بِسْمِ اللَّهِ
BAB I
Dalam bab I dari kitab “Tadzkirotussami’ wal Mutakallim Fi’ Adabil ‘Alim Wal Muta’allim” Al-Imam Ibnu Jama’ah atau Muhammad bin Sirin membawakan bab yang didalamnya terkandung beberapa hal:
1.) Keutamaan Ilmu
2.) Keutamaan mengajarkan Ilmu dan mempelajarinya.
Alasan kenapa beliau memulai bab ini ?
- Agar Ilmu kita berkah
من لا يكرمُ العلمَ لا يكرمه العلمُ
“Barangsiapa tidak memuliakan ilmu maka ilmu tidak akan menjadikannya mulia…”
Bagaimana mengetahui Ilmu sedangkan tidak tahu kedudukan ilmu ?
- Untuk memotivasi kita agar kita punya adab yang tinggi mengenai ilmu
Imam Yusuf bin Husein berkata,
“Hanya dengan adab kita dapat mengetahuiu ilmu” [Kitab Iqtidau…]
Tidak akan mengetahui keindahan ilmu melainkan orang-orang yang indah.
- Agar kita semangat menuntut ilmu dan dekat dengan para Ulama
Karena manusia itu bertidak dengan memperhatikan keuntungan suatu hal dan ini manusiawi. Sebagaimana Allah memberikan keuntungan dengan syurgaNya.
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.”[Qs. Al Muzammil : 5]
Dalil Ke – 2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Qs. Al-Mujadalah : 11]
Ibnu Abbas mengatakan, “Ulama itu derajatnya atas orang lain 700 derahat dan diantara derajat terdapat 100 derajat”
Pelajaran :
“Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat di dunia dan di akhirat” [Sebagaimana dijelaskan Ibnu ‘Asyur Rohimahullahu]
KUNCI KEMULIAAN ILMU DAN IMAN
Ilmu itu akan mengangkat seseorang dan ilmu itu mengangkatnya.
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
[ Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy dalam al-Majmu syarh al-Muhadzab juz 1 hal 20, juga Imam as-Syarbini as-Syafi’iy dalam Mughni al-Muhtaj hal.31 menegaskan bahwa ungkapan di atas adalah perkataan Imam as-Syafi’i.]
Sufyan Ats-Tsauri berkata,
“Sesungguhnya hadist ini mulia, barangsiapa yang ingin mendapatkan dunia ia akan dapatkan dan barangsiapa yang ingin mendapatkan akhirat maka ia akan dapatkan”
Al Harbi pernah menjelaskan bahwa Muhammad bin Abdurrahman, ia memiliki kelainanpada leher dan ibunya memberikan sebuah wejangan ketika kecil dengan mengatakan,
“Wahai anaku, tidaklah kamu berada di sebuah majelis kecuali kamu akan dijadikan bahan tertawaan maka hendaklah belajar ilmu agama, karena ilmu agama akan mengangkatmu di masyarakat”. Maka setelah itu dia sukses dan menjadi hakim selama 20 tahun di Makkah.
Semakin tinggin ilmu kita maka Allah akan mengangkat kita.
Syaikh bin Baz berkata, “Kalau anak anda cerdas maka masukanlah ke fakultas Agama”
Para Ulama berkata, “Ilmu itu didalam dada anda bukan diluar dada anda”
Nafi’ bin Abdul Harits bertemu ‘Umar dan ia berkata, “Siapa yang engkau tunjuk memimpin perang?” ia menjawabl, “Saya menunjuk Abdullah bin Habzah” Umar berkata, “Dia itu seorang budak. Masa kau menyuruh menjadi pemimpin peperangan?” Nafi’ berkata, “Dia alim dalam Ilm,u Qur’an dan Waris.” Umar berkata, “Kamu benar, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhaanahu wata’ala mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkann yang lain dengannya pula.”
Riwayat lain : “Ibnu Habzah Allah muliakan derajatnya melalui Al-Qur’an Karim”
Ada sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Umar Pernah mengajakku dalam sebuah majlis orang dewasa, sehingga sebagian sahabat bertanya “Mengapa si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga punya anak-anak kecil seperti dia?” Umar menjawab, “Seperti itulah yang kalian tahu.”
Suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka. Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya, “Bagaimana komentar kalian tentang ayat (yang artinya), “Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan datang (1) dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) –hingga ahkir surat. (QS. An Nashr: 1-3). Sebagian sahabat berkomentar (menafsirkan ayat tersebut), “Tentang ayat ini, setahu kami, kita diperintahkan agar memuji Allah dan meminta ampunan kepada-Nya, ketika kita diberi pertolongan dan diberi kemenangan.” Sebagian lagi berkomentar, “Kalau kami tidak tahu.” Atau bahkan tidak ada yang berkomentar sama sekali. Lantas Umar bertanya kepadaku, “Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu menafsirkan ayat tadi? “Tidak”, jawabku. “Lalu bagaimana tafsiranmu?”, tanya Umar. Ibnu Abbas menjawab, “Surat tersebut adalah pertanda wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dekat. Allah memberitahunya dengan ayatnya: “Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan’, itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya “Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.” Kata Umar, “Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui.”” (HR. Bukhari no. 4294)
Hendaklah kita mencari kekaguman Allah dengan Ikhlas
Ibnu Jauzi berkata kepada anaknya didalam risalah kepada anaknya.
“Aku jual dua rumah dan hasilnya untuk belajar sampai aku tidak memiliki uang sepeserpun. Bapakmu ini gak pernah terhina selama menuntut ilmu. dan bapakmu ini gak pernah mengutus seseorang untuk meminta. dan hidup bapakmu ini lurus” dan ia membawakan surat At-Tolaq ayat 3. Allah berfirman,
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
===
Tidak ada komentar: